Phnom Penh: Cambo Cruise
Perkenalan saya dengan sungai Mekong dimulai di My Tho. Pemandu tur memberikan non la (topi tradisional Vietnam) dan memberikan kode untuk dipakai sebelum menaiki sampan. Diujung Sungai Mekong kami berhenti untuk mencicipi aneka olahan kelapa dan melihat warga menenun kain. Memori baik tersebut selalu saya kenang dan berharap bisa mengunjungi sungai Mekong kembali.
Beberapa tahun kemudian saya berkesempatan mengunjungi Mekong lagi, kali ini di Laos. Saya tinggal selama tiga bulan dan menikmati setiap kunjungan saya ke pinggiran sungai Mekong. Di Laos Mekong merupakan hiburan pemandangan air yang menyenangkan oleh warga, dapat dimengerti karena banyak warganya belum pernah melihat laut. Banyak kegiatan yang dilalui di pinggiran Mekong, mulai dari kerjaan sosialisasi kegiatan, ikut senam sore bersama orang-orang tua, menyeruput soda sambil melihat matahari terbenam hingga digelandang polisi Vientiane dan terkena scam di Nong Khai (Thailand) kota tetangga Vientiane di seberang Mekong. No hard feeling, dengan segala positif negatifnya Mekong kini terasa sebagai rumah.
Tentu saja ketika mengunjungi Phnom Penh saya tidak mau melewatkan kegiatan untuk melihat Mekong, tempat yang telah memberikan banyak kenangan bagi saya. Tadinya saya hanya mau mencari kafe rooftop untuk menikmati pemandangan air. Tetapi setelah sedikit googling ternyata saya menemukan Cambo Cruise yang menyediakan jasa keliling sungai Mekong, Bassac dan Tonle Sap sambil menikmati matahari terbenam hingga makan malam.
Tur dimulai jam 5 tepat. Di awal perjalanan musik tradisional Kamboja mengalun syahdu. Kombinasi dari ketukan roneat ek, alunan krapeu dan tro khmer serta iringan skor daey. Angin berhembus santai, tidak lama dari itu pelayan membawakan kami sunset mocktail yang berbahan dasar jeruk.
Sembari menikmati pemandangan, salah satu staff Cambo Cruise datang menghampiri kami untuk mengajak mengobrol. Kanin namanya, beliau bertanya kami darimana dan mengapa kami kemari. Begitu mengetahui kami dari Indonesia, Kanin menceritakan pengalamannya pergi ke Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Kanin juga bercerita pegawai Cambo Cruise ingin outing ke Bali, sayangnya Desember-Januari adalah waktu yang cukup sibuk bagi mereka. Cerita pun berlanjut tentang bagaimana hukum menikah di Indonesia, karena dia punya teman expat di Kamboja yang mau menikah dengan orang Indonesia hingga kegiatan KKN dia di Battambang waktu kuliah dan bagaimana dia dan kru Cambo Cruise familiar dengan kehidupan muslim yang membuat mereka menyajikan menu halal di Cambo Cruise. Perlu diakui ketersediaan makanan halal juga yang menjadi salah satu alasan saya memilih pergi bersama Cambo Cruise.
Setelah matahari terbenam, buffet pun disiapkan. Sistem pengambilan makanannya all you can eat. Mereka menyajikan beberapa menu ada spring roll sayur, salad, nasi goreng, ikan kakap goreng dan barbecue ayam. Tidak perlu khawatir dengan pork karena mereka akan memberitahu dan memisahkan penyajiannya. Semua makanan dibuat fresh, baru dimasak sejak pelancong naik ke atas kapal dan disajikan segara setelah matahari terbenam.
Pengalaman melihat tiga sungai yang mengairi kota Phnom Penh merupakan pengalaman yang sangat direkomendasikan. Senang sekali bisa duduk santai sambil menikmati hembusan angin dengan makanan dan minuman yang berlimpah. Sejenak jauh dari hiruk pikuk kota diperlukan. Dan melalui tur ini pula anda akan bisa melihat pemandangan kota Phnom Penh dari sisi lain.
-----
tidak untuk direproduksi tanpa izin
instagram & twitter: @hungerranger
Komentar
Posting Komentar