Pontianak: Aming Coffee
Setelah lewat lima tahun dari kunjungan pertama, akhirnya saya berkesempatan untuk mengunjungi Pontianak lagi. Pada kesempatan kedua ini saya berjanji untuk jalan-jalan keliling Pontianak dan mencicipi kuliner khasnya, bukan sekedar untuk transit, turun lapangan ke Rasau lalu kembali lagi ke Jakarta. Malam itu Pontianak cerah setelah sorenya hujan lebat, saya memutuskan untuk jalan ke Aming Coffee dari hotel saya di jalan Gajah Mada.
Jarak dari hotel ke Aming Coffee tidak jauh, hanya sekitar lima ratus meter. Namun di sepanjang jalan melewati Setiabudi saya dapat melihat bahwa Pontianak punya coffee culture yang kuat. Di sepanjang jalan terdapat banyak warung kopi dengan promosi utama yang sama yaitu wi-fi. Alasan saya memilih Aming Coffee sebenarnya simpel saja, karena banyak yang merekomendasikan. Kemudian setelah melakukan googling saya jadi tahu, ternyata akhir tahun kemarin Bapak Jokowi juga sempat mampir ke tempat ini.
Karena tiba pada saat malam jam makan malam tentu makanan berat tidak bisa dilewatkan. Saya memesan kwetiaw telur. Kwetiaw terasa gurih, a bit curryish, dan sedikit basah. Tidak kering seperti kwetiaw goreng biasanya. Cukup mengenyangkan untuk makan malam.
roti panggang sarikaya
roll bun sarikaya
Untuk menemani ngopi, saya memesan roti sarikaya. Mereka menyediakan dua jenis roti sarikaya yaitu roll bun dan panggang. Agar tidak penasaran saya memesan keduanya. Ternyata ketika datang bisa dibilang roti panggang adalah roti zaman now dan roll bun adalah gaya roti zaman old. Yang jelas apapun pilihan rotinya yang menjadi primadona adalah sang selai sarikaya. Saya adalah self proclaimed sarikaya aficionado, dan selai sarikaya Aming Coffee, sudah cukup menjadi alasan tunggal mengapa harus pergi ke Pontianak. Tidak mengada-ada, ini salah satu selai sarikaya terbaik yang pernah saya makan selama hidup. Tinggal dipilih saja, jika mau selai sarikaya dengan roti yang renyah maka roti panggang pilihannya, jika mau selai sarikaya dengan roti yang lembut maka roll bun pilihannya. Yang perlu saya beritahu, dari pilihan tersebut tidak ada jawaban yang salah.
Kopinya bisa dibilang mantap. Saya pesan kopi hitam tanpa gula, rasanya tidak terlalu bold namun cukup meninggalkan bekas yang lama... susah tidur sampai jam tiga. Jika ingin kopi yang manis boleh coba kopi tarik mereka, lembut-lembut manja menggoda.
Salah satu penemuan yang tidak terduga di Aming Coffee adalah es jeruk. Ternyata di Pontianak jika memesan es jeruk ada perbedaan jeruk besar dan jeruk kecil. Jeruk besar berarti jeruk yang biasa kita makan, sementara jeruk kecil adalah jeruk kunci. Di Aming saya mencoba es jeruk kecil dan tidak menyesal. Segelas es jeruk kunci segar berpadu dengan kiamboy, rasanya tidak ingin berhenti menyeruput. Kalau sudah seperti ini saya lemah, seandainya ada es jeruk kunci ini di Jakarta maka tidak perlu lah jatah dosis minum reguler ***time taiwan plum atau sour plum.
Sebelum pulang maka tiba waktu untuk urusan bayar membayar. Sepotong roti dihargai lima ribu rupiah. Segelas kopi harganya enam sampai tiga belas ribu rupiah. Kwetiawnya enam belas ribu. Jadi totalnya semua menu diatas adalah lima puluh satu ribu rupiah.
APA? CUMA SEHARGA SATU GELAS KOPI DI JAKARTA?
INGIN RASANYA PINDAH KE PONTIANAK SAJA.
-----
Aming Coffee
Jalan Haji Abbas 1 No. 157 Pontianak
Range Harga: 2k-35k IDR
-----
Lebih dekat dengan hungerranger, follow:
Komentar
Posting Komentar